Di era kecanggihan teknologi ini digitalisasi bank telah mengubah wajah industri keuangan. Sekarang ini sebagian besar lembaga keuangan termasuk Bank BRI telah beralih menggunakan sistem digital agar dapat memberikan layanan perbankan yang lebih canggih dan juga efisisen. Digitalisasi BRI ini tidak hanya mempercepat proses transaksi tetapi juga memberikan banyak pengalaman yang menyenangkan bagi nasabah dalam melakukan berbagai macam transakasi keuangan.
Lahirnya digitalisasi bank di Indonesia didorong oleh beberapa faktor. Terdapat 3 aspek utama yang menjadi faktor pendorong digitalisasi bank. Tiga aspek tersebut adalah adalah peluang digital, perilaku digital, dan transaksi digital. Peluang digital meliputi potensi demografis, pertumbuhan ekonomi dan keuangan digital, peningkatan penggunaan internet, dan pertumbuhan konsumen. Perilaku digital melibatkan kepemilikan perangkat pintar dan penggunaan aplikasi mobile. Sementara itu, transaksi digital melibatkan perdagangan online, layanan perbankan digital, dan penggunaan uang elektronik. Dinamika ini menandai perubahan fundamental dalam cara masyarakat berinteraksi dengan layanan keuangan.
Adanya digitalisasi bank membawa banyak dampak positif yang signifikan. Pertama, digitalisasi ini dapat memperluas aksesibilitas perbankan, sehingga memungkinkan masyarakat lebih mudah dalam mengakses layanan keuangan. Kedua, digitalisasi bank dapat meningkatkan daya saing perbankan Indonesia secara keseluruhan. Dengan digitalisasi perbankan maka, ketersediaan layanan perbankan menjadi lebih efisien, sehingga dapat meningkatkan aktivitas ekonomi, dan mendukung pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Tidak hanya itu, layanan perbankan digital juga menawarkan sejumlah kelebihan lainnya misalnya dapat melalukan transaksi 24 jam dimana saja dan kapan saja, asalkan terhubung dengan jaringan internet. Kemudian masyarakat juga tidak perlu melakukan antrean jika ingin melakukan transakasi keuangan. Dengan demikian digitalisasi bank membuat nasabah jadi lebih mudah dan praktis karena tidak perlu datang ke kantor cabang.
Digitalisasi perbankan yang dilakukan oleh BRI
Menurut POJK Nomor 12/POJK.03/2018, Layanan Perbankan Digital adalah layanan yang memungkinkan nasabah untuk mendapatkan informasi, berkomunikasi, dan melakukan transaksi perbankan melalui media elektronik. Adapun tujuan dari layanan ini adalah untuk memberikan pengalaman nasabah yang cepat, mudah, dan sesuai dengan kebutuhan, dengan pemanfaatan optimal data nasabah. Nasabah dapat secara mandiri melakukan berbagai transaksi seperti registrasi, pembukaan rekening, tarik tunai, transfer, pembayaran, penutupan rekening, serta mendapatkan informasi dan melakukan transaksi di luar produk perbankan, seperti nasihat keuangan, investasi, e-commerce, dan kebutuhan lainnya.
Saat ini gaya hidup masyarakat banyak yang beralih ke teknologi digital. Hal ini karena lebih mudah dan praktis. Sejalan dengan hal ini maka BRI untuk Indonesia juga menghadirkan layanan digitalisasi bank.
BRI menerapkan strategi transformasi bisnis dengan mengintegrasikan kapabilitas digital, jaringan fisik, dan layanan penasihat keuangan untuk inovasi model bisnis serta tata kelola jaringan kerja.
Transformasi digital ini selaras dengan komitmen BRI untuk menyediakan layanan perbankan yang cepat, mudah, dan aman bagi masyarakat.
Digitalisasi BRI bisa dilihat dari hadirnya aplikasi BRImo. Saat ini BRImo menjadi produk andalan BRI untuk melayani nasabah.
Selain itu, BRI menunjukkan transformasi digitalnya melalui penciptaan BRISPOT, yang berhasil mengurangi waktu pemrosesan kredit dari 2 minggu menjadi 1 hari. BRI juga menyediakan beragam layanan perbankan melalui platform API BRI, BRIAPI, yang telah melayani lebih dari 475 mitra.
Secara berkelanjutan Bank BRI terus mengakselerasi transformasi digitalnya. Untuk itu BRI mempersiapkan strategi digitalisasi dengan tiga fokus utama untuk 3 sampai 4 tahun ke depan.
Fokus pertama BRI berfokus pada membangun ketangguhan sistemnya. Dalam upaya ini, BRI akan memperkuat pusat data, meningkatkan stabilitas dan skalabilitas infrastruktur komputasi awan, serta meningkatkan skalabilitas, kecepatan, dan ketahanan pengalaman nasabah dalam mengakses aplikasi.
Kedua Fokus kedua melibatkan open banking, di mana BRI menyederhanakan desain dan pengembangan layanan untuk kemudian memasarkannya kepada pelanggan dan mitra perseroan melalui aplikasi BRIAPI.
Strategi ketiga melibatkan upaya untuk mendorong dan menanamkan program BRIBrain, yang bersifat lebih analitis terkait data dari produk yang diakses oleh nasabah. BRIBrain merupakan 'pusat otak' BRI yang berbasis kecerdasan buatan atau AI.
Transformasi yang dilakukan oleh Bank BRI tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga untuk meningkatkan produktivitas. Tidak hanya itu digitalisi perbankan ini juga memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak yakni nasabah dan pihan bank sendiri. Bagi nasabah dapat melayani nasabah dan menjawab kebutuhannya, dan bagi perusahan dapat mendukung kinerja perusahan yang lebih baik.
Dengan digitalisasi ini, BRI untuk Indonesia tidak hanya menjadi pahlawan dalam mengukir transformasi perbankan, tetapi juga mendukung peran krusial sebagai penopang UMKM di Indonesia. Melalui inovasi dan keterampilan digital, BRI menjelma menjadi mitra terpercaya bagi para pelaku usaha kecil dan menengah, memajukan sektor UMKM serta mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan semangat pahlawan UMKM, BRI terus membuka pintu menuju masa depan perbankan yang inklusif dan berdaya saing, menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan negeri.