Bagi saya menulis adalah keahlian yang harus terus diasah. Keahlian menulis tidak serta merta datang dari langit, ia butuh proses panjang yang tak jarang bertemu dengan kemalasan. Makanya pertama yang harus kita tanamkan dalam diri, saat kita memutuskan untuk menjadi penulis adalah niat. Setelah niat tentunya harus dibarengi dengan semangat dan konsistensi. Niat saja tidak cukup. Keinginannya kuat tapi usaha tidak ada ya.. percuma. Niat tanpa usaha ini saya gambarkan seperti orang yang punya niat ingin jadi penulis tapi tidak melakukan usaha untuk bisa menulis. Kalau seperti ini sampai kapanpun ia tidak akan pernah bisa jadi penulis.
Sebagai langkah awal untuk menjadi penulis adalah latihan menulis. Latihan menulis ini harus kita lakukan secara konsisten. Jangan hanya semangat di awal tapi dibelakang semangatnya melemah. Konsistensi dalam menulis ini akan menuntun kita untuk terbiasa menulis. Jika konsistensi sudah terjaga maka sehari tanpa menulis rasanya ada yang kurang dalam hidup kita. Berikut ini beberapa cara yang saya lakukan untuk menjaga konsistensi menulis.
Pertama. Mengikuti kelas menulis online. Saya sangat suka dengan kelas menulis online ini. Mudah, hemat waktu dan juga biaya. Ada banyak kelas online bertebaran di dunia maya. Mulai dari yang berbayar, gratis hingga bermodal niat saja. Saya pernah mengikuti semuanya. Dalam kelas menulis online kita tidak hanya belajar menulis tapi kita juga akan belajar menjaga konsistensi menulis. Karena salah satu tugas kelas menulis online menulis secara konsisten. Semisal setiap satu minggu harus membuat satu tulisan.
Ada pengalaman unik yang saya alami saat saya mengikuti kelas online. Saking semangatnya saya untuk menjadi penulis dan menjaga konsistensi menulis. Dalam waktu bersamaan saya mengikuti tiga kelas online. Jujur saya sempat keteteran, karena semua kelas menulis online yang saya ikuti memberikan tugas secara bersamaan. Dan tugas tersebut dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan pula. Waduh saya sempat pusing. Namun karena niat yang kuat ingin bisa menjadi penulis maka saya harus bisa menyelesaikan semuanya. Bagi saya tantangan harus ditaklukan bukan ditinggalkan. Alhamdulillah saya bisa menyelesaikan semua.
Selanjutnya tugas-tugas yang diberikan dalam kelas menulis online akan melahirkan konsistensi dalam menulis. Karena ada tugas rutin yang harus dikumpulkan. Namun demikian ada pula beberapa kelas online yang tidak mewajibkan menggumpalkan tugas. Terserah pesertanya mengumpulkan boleh tidak mengumpulkan juga tidak masalah. Tetapi bagi saya wajib ataupun tidak saya tetap mengumpulkan, karena ini berkaitan dengan niat saya. Dan juga saya selalu berfikir jika kita sudah masuk dalam sebuah kelas menulis kita harus jadi pemenang jangan jadi pecundang. Ya... minimal kita telah memenangkan diri dari rasa malas.
Kedua. Mengikuti lomba kepenulisan. Lomba kepenulisan ini bagus untuk menantang keahlian menulis kita. Event lomba ini akan memberikan suntikan energi tersendiri bagi semangat menulis. Selain itu lomba kepenulisan juga akan mengasah kemampuan menulis dan juga mengetahui sejauh mana daya saing kemampuan menulis kita. Event kepenulisan juga membuat hari kita penuh dengan debar-debar kebahagian, karena menunggu hasil dari lomba. Meskipun kadang kita tidak menang. Itu tidaklah masalah yang penting kita sudah berusaha. Tak peduli seberapa sering kita jatuh, yang terpenting seberapa sering kita bangkit. Jadi kalau gagal coba lagi dan coba lagi. Sehingga sertifikat yang awalnya bertuliskan peserta akhirya bertuliskan juara.
Ketiga. Membuat jadwal menulis di sosial media. Kalau menulis di sosial media ini disiplin diri dan komitmen pada diri sendiri harus ditingkatkan. Karena biasanya peraturan yang dibuat sendiri cenderung sering kita langgar. Apalagi saat si malas datang menghampiri. Toh tidak akan ada yang marah, begitu alasannya. Oleh karenanya, jika kita sudah membuat keputusan menjaga konsistensi menulis. Maka kita harus siap menempa diri. Jangan memanjakan kemalasan ia hanya akan menghambat kita untuk berkembang.
Untuk jadwal menulis di sosial media bisa kita atur sesuai dengan keingin serta kemampuan kita. Misalnya membuat jadwal menulis di sosial media seminggu satu kali. Ada baiknya pula kita memberikan hukuman jika kita tidak konsisten dengan jadwal yang telah kita buat. Paksa diri kita untuk menulis. Semisal minggu ini tidak membuat tulisan maka minggu depan harus membuat dua tulisan. Menurut saya menghukum diri sendiri karena tidak konsisten adalah salah satu cara menjaga konsistensi.
Sekali lagi semua langkah-langkah diatas tidak akan berhasil tanpa adanya niat, semangat dan usaha yang kuat dari kita. Sedikit berbagi pengalaman, saya pernah mengikuti kelas menulis online yang diikuti oleh banyak peserta. Saat diberi tugas mulai kelihatan mana yang konsisten dan mana yang tidak. Di awal tugas banyak yang mengumpulkan namun ditengah perjalanan mulai banyak yang tidak mengumpulkan.
Dari sini kemudian saya mengambil kesimpulan sehebat apapun mentor menulis kita, tapi kalau kita tidak punya usaha yang kuat dan konsistensi. Semua kelas menulis yang kita ikuti tidak akan menghasilkan apa-apa. Bisa tidaknya kita menulis bukan ditentukan oleh mentor kita tapi kitalah yang menentukan. Mentor kita hanya memberikan arahan dan bimbingan. Selanjutnya kitalah yang menentukan. Maka berusahalah sekuat mungkin untuk menjaga konsistensi menulis, agar impian menjadi penulis menjadi nyata dan tidak hanya sekedar cerita.